jabaktangan.com


Bangsa Aram Bugis-Makassar.

 


TEORI ASAL-USUL BUGIS- MAKASSAR SEBAGAI TANAH PURBA BANGSA ARAM: SEBUAH PENELUSURAN SPEKULATIF


Dalam banyak peradaban kuno, asal-usul suatu bangsa sering kali dihubungkan dengan mitos atau legenda yang membawa kita kembali ke leluhur mereka. Salah satu teori menarik yang diajukan adalah hubungan antara Bangsa Aram, sebuah suku kuno dari rumpun Semit, dengan Bugis-Makassar. Artikel ini akan membahas beberapa poin utama dari teori tersebut dan menawarkan tambahan penjelasan berdasarkan referensi budaya dan geografi.


Bangsa Aram: Siapa Mereka?


Bangsa Aram adalah salah satu dari banyak kelompok Semit yang mencakup Arab dan Ibrani. Nama "Aram" sendiri berasal dari Iram (atau Aram) bin Sam bin Nuh, salah satu keturunan Nuh dalam tradisi Semitik. Mereka diyakini menyebar ke berbagai wilayah, dan salah satu keturunan Iram adalah kaum 'Ad, yang menjadi suku yang masyhur dalam berbagai sumber kuno.


Dalam teori ini, kaum 'Ad yang sering kali diidentifikasi dengan wilayah Arabia, juga mungkin memiliki jejak di tempat yang lebih jauh. Hubungan linguistik antara kata "Aram" dalam bahasa Semit dengan kata-kata lokal di Sulawesi Selatan, seperti "Tae", menambah kompleksitas teori ini.


Etimologi dan Keterkaitan Linguistik


Salah satu poin yang menarik dari teori ini adalah adanya kaitan homofon antara kata "Erong" (wadah peti mayat dalam tradisi Sulawesi Selatan) dengan "Iram" atau "Aram." Dalam konteks budaya Sulawesi, "Erong" memiliki makna simbolik sebagai tempat penyimpanan tubuh yang mengingatkan kita pada leluhur atau tradisi purba. Jika dihubungkan dengan kata "Iram", ada kemungkinan bahwa penamaan ini terinspirasi oleh ingatan leluhur kolektif, sebuah penghormatan pada para pendahulu mereka.


Tidak hanya itu, perbandingan dengan kata "Ta'ir", yang konon adalah tanah asal Bangsa Aram, juga menimbulkan dugaan hubungan dengan kata "Tae", sebuah bahasa lokal di Sulawesi Selatan. Meskipun secara fonetis terdapat kesamaan, perlu diakui bahwa ini bisa jadi hanya kebetulan. Namun, dalam lingkup etimologi dan studi migrasi kuno, kebetulan sering kali membuka jalan bagi hipotesis yang lebih besar.


Fenomenologi Ayat Al-Qur'an dan Geografi Sulawesi Selatan


Teori ini juga mencoba mengaitkan ayat Al-Qur'an yang membahas dua lautan yang tidak saling bertemu (QS. Ar-Rahman: 19-20) dengan fenomena geografis yang ada di Sulawesi. Garis imajiner Wallace dan Weber, yang memisahkan fauna Asia dan Australasia di wilayah tersebut, dianggap sebagai representasi metaforis dari barzakh yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Ini membawa teori ini ke dimensi yang lebih fenomenologis, menghubungkan narasi tekstual dengan bukti geografis.


Namun, interpretasi ayat ini dalam konteks Sulawesi memerlukan kajian lebih mendalam dari sudut pandang tafsir Al-Qur'an dan ilmu geografi. Wallace dan Weber memang penting dalam studi biogeografi, tetapi kaitannya dengan bangsa purba atau tafsir agama masih merupakan wilayah spekulatif.


Implikasi Budaya dan Migrasi


Jika kita menganggap Sulawesi Selatan sebagai salah satu tanah purba Bangsa Aram, ini membawa implikasi menarik tentang sejarah migrasi manusia. Wilayah ini, yang secara geografis strategis karena terletak di antara dua benua besar, mungkin saja menjadi persinggahan atau bahkan tempat tinggal permanen bagi bangsa-bangsa kuno.


Secara historis, wilayah Sulawesi Selatan memiliki hubungan dengan perdagangan maritim yang kuat. Para pelaut Bugis dan Makassar telah melakukan perjalanan ke berbagai belahan dunia. Teori ini bisa jadi memperkuat pandangan bahwa wilayah ini adalah pusat penting dalam sejarah migrasi manusia dari zaman kuno.


Penutup.

Meskipun banyak unsur dalam teori ini yang masih bersifat spekulatif, gagasan bahwa Sulawesi Selatan adalah tanah purba Bangsa Aram menawarkan sudut pandang baru dalam memahami sejarah migrasi manusia. Dengan menggabungkan etimologi, geografi, dan teks agama, teori ini membuka ruang bagi kajian lebih lanjut mengenai hubungan antara bangsa-bangsa kuno dan Nusantara.


Penulis:

Sudirman Daeng Haruna., S.Sos., M.Si



No comments

Powered by Blogger.