jabaktangan.com


Jejek Islamisasi Sumbawa,Bajeng,Gowa,Tallo

 


Bismillah, Spesial Bulan Kelahiran Nabi Muhammad Saw 

Allahumma shalli 'alaa muhammad wa'alaa aali muhammad 

"Pancaran Cahaya Dakwah Islam Di Pulau Bungin Sumbawa abad ke 17-21" 

Penulis  : Gusti Arsyad, S.Kom., M.Cs
Waktu    : Kamis, 12 September 2024 M / 8 Rabi'ul Awwal 1446 H
Lokasi   : Jakarta 

Dasar sejarah yang kami kaji secara Ilmiah: 

Pertama, Karya Prof. Azyumardi Azra dengan judul Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII Akar Pembaruan Islam Indonesia ini 
sangat penting, karena telah menyajikan aspek intelektual yang mengetengahkan bentuk gagasan dan ajaran yang ditransmisikan melalui jaringan Ulama Nusantara terkoneksikan dengan Ulama Haramain (Makkah dan Madinah), Mesir dan umumnya Timur Tengah serta peran Kesultanan Utsmani dengan Kesultanan di Nusantara. Sumber-sumber primer dalam bentuk manuskrip-manuskrip dan buku-buku cetakan berbahasa Arab dan Inggris menjadi referensi oleh Prof. Azyumardi Azra, karya ini memberikan konstribusi besar kepada literatur dan menjadi inspirasi bagi peminat dan penulis kajian Dakwah Islam Asia Tenggara serta dunia muslim pada abad ke-17 dan ke-18. 

Kedua, jurnal berjudul Peran Ulama Timur Tengah Tengah Tehadap Nusantara Abad XVII dan VXIII Akar Pembaharuan Pemikiran Islam oleh Darwin Harahap IAIN Padangsidimpuan tahun 2021 dengan kesimpulan singkat kami tangkap bahwa melalui pembaruan ini Islam di wilayah Melayu-Indonsia pada abad ke-17 tidak hanya beriontasi pada tasawuf, melainkan berintasi pada syariat (hukum). Jaringan ulama di Harmayn ini timbul akibat interaksi berbagai tradisi pengetahuan dan keilmuan Islam dari Berbagai wilayah, Afrika Utara, Mesir, Syiria, Irak, Yaman, India dan Harmayn sendiri. 

Ketiga, tulisan di website NU Online Turjuman Al-Mustafid, Tafsir Karya Ulama Aceh Terbit di Turki oleh A. Ginanjar Sya’ban bahwa masih kuatnya jaringan intelektual Islam antara Nusantara, Haramayn, Kairo, dan Istanbul pada masa itu (abad ke-19 M). Pada masa al-Sinkili (abad ke-17 M), mahaguru ulama Nusantara di Haramayn adalah Syaikh Ibrahim al-Kurani, maka di masa dicetaknya kitab tersebut (abad ke-19 M), mahaguru ulama Nusantara di Haramayn adalah Syaikh Ahmad Zaini Dahlan dan Syaikh Nawawi al-Bantani, sementara di Kairo adalah Syaikh Ibrahin al-Baijuri (sayap tradisionalis) dan Syaikh Muhammad Abduh (sayap modernis). Sayangnya, jaringan intelektual Nusantara-Istanbul pada masa itu masih belum terlacak. 

Keempat, korelasi dari jurnal Dr. Jamaluddin, berjudul Sejarah Islam Lombok Abad ke XVI - Abad XX tahun 2018 menyebutkan tokoh-tokoh Ulama Lombok seperti TGH. Ali Batu Sakra, TGH. Umar Ali, TGH. Abdul Karim, TGH. Abdullah (gurunda dari Syeikh Maulana TGH. Muhammad Zainuddin Abdul Majid - Pendiri NW), dan nama-nama Ulama tersebut tertulis di Manuskrip keturunan Panglima Mayu di abad ke 19 termasuk dzuriyat Nabi Muhammad Saw bernama Sayyid Abdurrahman, Sayyidina Bani dari Pijot Lombok Timur. 

Oleh karena itu, poros Dakwah Islam di Nusantara abad ke 17 sd 21, menjadikan Pulau Bungin sebagai salah satu sentral Dakwah Islam di Nusantara bagian timur dan Indonesia saat ini. 

Kami temukan fakta dilapangan setidaknya ada beberapa pendekatan selain dari ekspansi Dakwah Islam oleh Kesultanan Gowa Tallo baik secara perkawinan maupun jalur militer di abad ke 17. Yang menarik dari tulisan kami ini adalah fakta baru bagaimana para Ulama Nusantara terkoneksikan keilmuannya dengan Haramain (Makkah dan Madinah) serta Timur Tengah Mesir dan lainnya waktu itu melalui: 

1. Perdagangan
2. Pernikahan (khusus Ayah dengan anak atau kerabat dekat)
3. Guru dengan murid
4. Militer (opsi terakhir jika umat Islam tidak ada pilihan lain) 

Di Pulau Bungin di abad ke 18 tokoh penyebar Islam waktu itu adalah Panglima Mayu Kesultana Sumbawa yg diwariskan dari para leluhur Raja Tallo yaitu Karaeng Matoaya bersama para Ulama seperti Datuk Ribandang dikawal pasukan Laut Panji Lipan Api dan Pasukan Darat dengan panji Naga Emas di awal abad ke 17 tepatnya sekitar 1616 M dengn misi Safari Dakwah Islam ke Pulau Sumbawa. Setalah Panglima Mayu Kesultanan berjuang di abad ke 18, kemudian di lanjutkan oleh dzuriyah beliau dari abad ke 19 sd 21 saat ini. 

Berikut pendakwah Islam dari Pulau Bungin Sumbawa seperti Caddi Mayu Bugis bin Abdullah Mayu (Panglima Mayu) di abad ke 19. Mantalli bin Caddi Mayu Bugis di pertengahan abad ke 19 sampai awal abad ke 20 tepatnya 1936 M beliau wafat. H. Muhammad Sagaf bin Mantalli di akhir abad ke 19 sampai abad pertengahan 20 tepatnya 1956 M beliau wafat. Dan Makkadia bin H. Muhammad Sagaf pertengahan abad ke 20 sampai saat ini tahun 2024 dengan usia beliau 88 tahun. 

Tentu tidak hanya mereka yang berdakwah di Pulau Sumbawa melainkan banyak Ulama lain seperti Syeikh Muhammad bin Abdullah Al-Jawi Al-Bugisi pada 28 Dzulqa'dah 1199 H / 2 Oktober 1785 M yang menulis sebuah Al Quran bermazhab Syafi'i, kemudian ada Syeikh Muhammad Zainuddin As Sumbawi At Tepali di abad ke 19, selanjutnya Syeikh Abdul Wahab Labuhan Burung di abad ke 20 dan lainnya yang terhubung satu sama lain ke Haramain. 

Berikut daftar Manuskrip Naskah Kuno dan Cetakan Kitab-kitab di Pulau Bungin Sumbawa:
1.  Tasawuf Amali sekitar abad ke 17 atau 18 (perlu kajian Filologi)
2. Kitab Sabilal Muhtadin 1218 H / 1803 M karya Syeikh Muhammad Arsyad Al Banjari
3. Tafsir Al Quran pertama di Nusantara Turjuman Al Mustafid cetakan Kesultanan Turki Utsmani 1884 M atau 1301 H. Karya Syeikh Abdurrauf Singkil Aceh yg ditashih oleh 3 Ulama asal Melayu yaitu Syeikh Ahmad Al Fatani, Syeikh Daud Al Fatani dan Syeikh Idris Al Kalantani.
4. Manuskrip Kitab Al Barzanji
5. Manuskrip Gulungan Kitab Khutbah Jum'at
6. Kitab Fiqih Nikah bahasa Arab Melayu
7. Kitab Fiqih Nikah bahasa Sumbawa (Samawa)
8. Manuskrip Kitab Fiqih Syeikh Abdul Qodir Al Jaelani
9. Panji Perang Lipan Api dengan dua Kalima Tauhid "Lailahaillallah Muhammadarrasulullah"
10. Manuskrip Kitab Hulubalang
11. Lontara Bugis
12. Lontara Makassar
13. Minhaj Al-Abidin ila Jannati Rabbil Alamin (منهاج العابدين إلى جنة رب العالمين) karya Imam Al-Ghazali
14. Hikayat Muhammad Hanafiyyah (Anak dari baginda Ali)
15. Dan lain-lain 

Al Fatihah untuk para Ulama yang gigih berdakwah di Pulau Sumbawa khususnya dan Nusantara umumnya. 

Wallahu'alam

@sorotan
pengikut
pengikut

#DakwahIslamIndonesiaTimur
#SyeikhMuhammadAlBanjari
#PulauBunginSentralDawkwahIslam
#WarisanDakwahPanglimaMayu
#PanglimaMayu
#PulauBungin
#KesultananSumbawa
#UlamaNusantara
#UlamaSumbawa
#UlamaLombok
#Sumbawa
#Lombok
#DakwahIslam


No comments

Powered by Blogger.