jabaktangan.com


PANGGIL AKU DAENG

 

                                                 

PUISI

“PANGGIL AKU DAENG”

 

 

“PANGGIL AKU DAENG”

I Nakke Mangkasarak.

Panggil Aku Daeng. Jangan Mas, Akang, atau Pace. Daeng menegaskan asal daerahku, Sulawesi Selatan. Harga diriku siri'. Berani tegak dalam kebenaran. Nuraniku pacce' Berempati pada sesama sebagai tau rupattau. Kerjaku reso' Dengan doa halal pada setiap tetesnya.


“PANGGIL AKU DAENG”

 

Jangan Mas, Akang, atau Pace. Riwayatku mitos tumanurung Kisah awal peradaban manusia di jazirah selatan Sulawesi. Membentang luas pada leluhur. Tanah hijau subur para petani Asal saudagar dengan tangan cekatan. Menyediakan bahan kebutuhan pokok Nenek moyang pelaut ulung yang menambatkan phinisi hingga mancanegara. Kita rukun kerna sipakainga, sipakatau, sipakalabbi.

"Manna ronrong linoa” 2x

gesara' butta maraeng, Tau Mangkasaraka abbulo sibatang tonji, accera' sitongka-tongka tonji".

“PANGGIL AKU DAENG”

 Darahku cera' Mangkasarak Kisahku sejarah kerajaan Gowa dan TALLO dalam  keemasan kejayaannya sejak abad ke-16 Sosokku Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, Ayam Jantan dari Timur  Lelaki pemberani penantang kompeni "De Haantjes van Het Osten". 

“PANGGIL AKU DAENG”

Mana Raja Talloku, I Mallikaang Daeng Manyoriku Sultan Abdullah Awalul Islam Tumenanga ri Agamana.

Mana Raja Talloku, Karaeng Pattingaloangku Yang Cerdas Tumenanga ri BontoBiraeng

Mana Penyiar Islamku, Syech Yusuf Tuanta Salamaka Lahir di Tallo besar di Gowa. 

.masalah kuselesaikan dengan 3.falsafah "tiga ujung":

Lidah, Kemaluan dan Badik.

 Teai Mangkasarak punna boko..na loko'.

 Sumpahku angngaru',

“loyalitas pada pemimpin amanah” 2x

"Tak gentar tak ada keraguan pada pilihan "Takunjunga’ bangung turu’ Nakugunciri’ gulingku,

 “Ku alleangi tallanga natoalia"2x

 “Aku tidak begitu saja mengikuti arah angin, dan tidak begitu saja memutar arah angin. Aku lebih suka tenggelam dari pada kembali.

“TABE, PANGGIL AKU DAENG”

Ero'ja nikio' Daeng. Teaja' areng maraeng Identitas kemakassaran Sapaan ramah dan setara.


Karya: Rusdin Tompo Makassar, 27 Maret 2017

Pembaca Puisi : Sudirman Daeng Haruna,

No comments

Powered by Blogger.