Sejarah Singkat Masuk Islam di Kerajaan Tallo
Kerajaan Tallo
merupakan salah satu kerajaan yang terdapat di wilayah utara di Kerajaan Goa
yang menyimpan banyak torehan sejarah penting di Sulawesi Selatan. Setelah
melalui beberapa pertimbangan oleh gallarang
tujua, maka Saudara kandung Batara Goa (Sombayya Ri Goa VI) resmi diangkat sebagai raja pertama
Kerajaan Tallo dengan gelar Karaeng
Loe Ri Sero. Keberhasilan Karaeng Loe Ri Sero yang sukses melakukan
perluasan wilayah, tentunya tak terlepas oleh para pengikut setia Karaeng Loe
Ri Sero dalam membangun sistem pemerintahan baru di jazirah utara Kerajaan Goa,
walau nantinya Kerajaan Tallo harus berhadapan langsung oleh espansi Kerajaan
Goa yang saat itu juga melakukan perluasan wilayah di berbagai
kerajaan-kerajaan kecil di Sulawesi Selatan. Pengaruh
besar Kerajaan Tallo yang nyaris kehilangan nama bagaikan di telan bumi membuat
nama tersebut seakan di ketahui oleh tokoh-tokoh tertentu, maka kami selaku Pemuda
Pelestaru Budaya Timungang Lompoa Ri Tallo mencoba mengangkat kembali prosesi
adat yang pernah ada dalam eksistensi pelestarian kebudayaan Kerajaan Tallo.
Seperti halnya Timungang lompoa atau Pintu gerbang salah satu cikal bakal
masuknya agama islam di kerajaan Tallo. Menurut Patturioloanna Tau Talloka ketika saat itu I Mallikaang Daeng Manyonri
Karaeng Matoayya atau Karaeng Katangka Sultan Abdullah Awalul islam Tumenangan
ri Agamana Raja Tallo ke.IV sekaligus mengkubumi kerajaan Gowa Sultan Pertama
memeluk islam di kerajaan Tallo tengah duduk menghadap diTimungan Lompoa
tiba-tiba muncul sosok lelaki yang bersorbah hijau dan berjubah putih dengan
cahaya menyelimuti tubuhnya, seketika itupula diraihnya kedua tangan yang
bertuliskan aksara asing (Dua Kalimat Syahadat) serta munculnya kata AKKASARAKI
(Makassaraki Nabbia). Dan seketika itupulah sesosok itu tiba-tiba menghilang
dihadapan Raja Tallo Sultan Pertama ini.
Setelah Raja Tallo ke.VI ini bertemu
dengan sesosok misterius tiba-tiba gemparlah masyarakat Tallo kedatangan datuk yang
lebih dikenal bernama Datuk Ribandang dari MinangKabau dan melakukan gerakan
asing (Shalat) dibibir Sungai Tallo. Kemudian itupula Raja Tallo ke.VI ini
menemuhi Datuk tersebut kemudian Raja Tallo memperlihatkan Aksara asing yang
ada di telapak tangan ke Datuk ri Banddang dan saat itupula Ri Bandang terkesan
dan Kaget melihat Raja Tallo ke.IV ini didatangi oleh seorang Wali Allah SWT
dan ketika itupula Raja Tallo Ke.IV I Mallikaang Daeng Manyonri Karaeng
Matoayya, Karaeng Katangka mengucapkan dua Kalimat syahadat di hadapan Datuk ri
Banddang dan bergelar Sultan Abdullah Awalul islam Tu menanga Ri Agamana,
Setelah Raja Tallo.VI Sultan Pertama
memeluk islam tidak lama kemudian mendirikan Langgara (Mushollah) di dekat
tempat pelantikan Raja-raja Tallo dan
melakukan shalat pertama bersama rakyat Tallo. Imam pertamanya adalah Datuk
Ribandang. Menurut salah satu sumber Gallarrang Tallo bernama Abdul Muis
Karaeng Makkulle mengatakan bahwa,
“Imam pertama di Langgara (Mushollah) ini bernama
Datuk Ri Bandang dari minang Kabau dan di Makamkan di kecamatan Tallo Kelurahan
Kalukubodoa. Jika berbicara Mushollah pertama hanya ada di kerajaan Tallo lebih
tua Mushollah ini di Tallo ketimbang Masjid yang ada di Katangka Gowa.”
Menurut hipotesis penulis mengatakan bahwa “Lanjut, besar
kemungkinan Musholah ini telah dihancurkan oleh sekutu belanda akibat
perjanjian bongayya kemudian dipindahkan di dekat timungan lompoa ri tallo
masih wilayah kerajaan tallo dan kemudian diperbesar menjadi Masjid yang
diberinama Masjid Awaluddin sesuai dengan nama singkatan Raja Tallo ke.IV yang
memeluk agama islam pertama Sultan Abdullah Awalul islam dan kemudian namanya
diabadikan juga di jalan yang saat ini berada di wilayah kelurahan Tallo dan sekitarnya
Jalan Sultan Abdullah.”
Sultan Abdullah Awalul Islam menjadi aikon simbol
utama Raja Tallo Pertama memeluk islam yang masih kokoh hingga saat ini di
Tallo merupakan bukti yang nyata karena namanya diabdikan diMasjid dan di Nama
Jalan kemudian dikenang hingga hayatnya yang digelar Tu Menanga ri Agamanna yang berarti
hidup dan matinya untuk ibadah. Makam raja Tallo ke.VI Sultan Pertama ini I Mallikaang
Daeng Manyonri Karaeng Matoayya, Karaeng Katangka berada di Makamkan Raja-Raja
Gowa Bukit Tamalate Kabupaten Gowa Sulawesi Selatan wafat pada hari Rabu, 1
Oktober 1636. Menurut Lontara pattirioloanggnna
Gowa I Mallingkaang Daeng Manyonri Karaeng Ammatoayya Tuemanga Ri
Agamana yang bergelar Macang Keboka Ri
Tallo mempunyai dua anak. Anak pertama bernama I Manda Cinna Daeng
Sitaba Karaeng Pattingaloang yang cerdas di juluki Bapak Cedikiawan (Bapak
Kebangkitan) di Makamkan belakang Raja Bone Arung Pallkka yang berada Kecamatan
Bukit Bontobiraeng Kelurahan Katangka Kabupaten Gowa Sulawesi selatan dan anak
kedua Tummallianga Ri Timoro yang
bergelar Sultan Mudaffar dimakamkan
Kompleks Raja-Raja Tallo Kelurahan Tallo Kecamatan Tallo Kota Makassar.
(Gambar.II. Ilustrasi Raja Tallo ke.VI)
Maka kami selaku Pemuda Pelestari Budaya Timungang Lompoa
Ri Tallo, melakukan inisiatif untuk melestarikan kembali kebudayaan dan Adat
istiadat “TADBUR ALAM” (Timungan Lompoa Ri Tallo) yang dimana tiap tahunnya
melakuakan acara Prosesi kegiatan pada 10
Muharram Tepatnya Malam Jumat di sekitaran Wilayah Tallo.
“Menurut Panati Timungang Lompoa Ri
Tallo bernama Yusuf Dg. Ewa mengatakan bahwa terdapat Tapak Kaki kanan dan
tapak Kaki Kiri yang berbeda dalam situs Timungan Lompoa Ri Tallo”
Sehigga Masyarakat Tallo
dan Luar Tallo sering mengunjungi Timungan Lompoa Ri Tallo Ketika Masuknya 10.
Muharram dan juga ramai dikunjungi pada waktu-waktu tertentu.
Demikianlah pembahasan
singkat di atas terkait dengan Masuknya Islam diKerajaan Tallo Timungan Lompoa Ri Tallo.
No comments